Sebanyak 45 siswa kelas VIII SMP Islam Al-Azhar Cairo Palembang secara acak terpilih dan ditetapkan sebagai nominasi tetap oleh diknas melaksanakan geladi bersih ANBK di sekolah selama dua hari ini.
Pelaksanaan geladi bersih ANBK dibagi menjadi dua sesi. Masing-masing sesinya dibagi menjadi 2 ruangan. Hal ini dilakukan karena SMP Islam Al-Azhar Cairo Palembang menerapkan protokol kesehatan yang ketat demi menjaga kesehatan dan kenyamanan siswa selama berlangsungnya geladi bersih ANBK.
Geladi bersih Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) berlangsung pada Hari Senin dan Selasa (13-14 September 2021) ini berjalan tanpa kendala. Hari pertama, para siswa telah menjawab soal literasi dan hari kedua mereka menjawab soal numerasi.
Para siswa yang telah terpilih untuk menjadi perwakilan sekolah dalam kegiatan ANBK tidak perlu persiapan apapun karena ANBK bukanlah penilaian terhadap penguasaan materi individual atau pencapaian kurikulum setiap siswa, melainkan sebuah metode untuk memotret kelebihan dan kekurangan kinerja pembelajaran dan sistem pendidikan secara umum.
Berita penghapusan Ujian Nasional (UN) ini yang telah tersebar luas baik di kalangan sekolah, orang tua maupun kepada siswa itu sendiri menjadi angin segar yang telah lama ditunggu kedatangannya. Tidak tanggung-tanggung, jauh sebelum memberi keputusan untuk melakukan penghapusan Ujian Nasional (UN), Menteri telah melakukan berbagai survei dan diskusi dengan beberapa orang tua siswa, guru dan kepala sekolah juga tentunya.
Seperti halnya ketika kita sakit kepala. Cara yang bisa dilakukan adalah mengurangi nyeri di kepala dengan formula khusus bukan dengan memenggal kepala. Langkah itulah yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem yang mengganti pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dengan ANBK mulai 2021 disetujui oleh Presiden RI.
Adapun yang menjadi alasan penghapusan Ujian Nasional (UN), yakni Pertama, Materi Ujian Nasional (UN) yang terlalu padat sehingga cenderung fokusnya adalah mengajarkan materi dan menghafal materi saja bukan menguji kompetensi. Kedua, Ujian Nasional (UN) kerap menjadi beban yang bisa menyebabkan stres bagi siswa, orangtua, dan guru. Padahal seperti yang diketahui maksud dari pelaksanaan Ujian Nasional (UN) adalah untuk penilaian sistem pendidikan secara nasional.
Oleh sebab itu, Ujian Nasional (UN) ini kerap kali membuat peserta didik merasa cemas ketika menjelang Ujian Nasional (UN) yang menjadi syarat kelulusan mereka. Dikarenakan pendidikan bertahun-tahun yang mereka tempuh hanya diukur dengan keberhasilan Ujian Nasional (UN) yang hanya dilakukan dalam hitungan hari.
Demikianlah kata “Ujian Nasional” ini seperti momok di mata para peserta didik. Pada akhir tahun 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa Ujian Nasional (UN) 2020 akan menjadi pelaksanaan ujian kelulusan yang terakhir digelar secara nasional.
Dilihat pada tahun 2020, Ujian Nasional (UN) telah dilaksanakan seperti tahun sebelumnya. Tapi, itu adalah Ujian Nasional (UN) terakhir (untuk metode) yang seperti sekarang dilaksanakan,” ujar Nadiem saat memaparkan program “Merdeka Belajar” di depan kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019). “Mulai 2021, Ujian Nasional (UN) akan diganti dengan sistem baru, diganti menjadi asesmen atau penilaian kompetensi minimum dan survei karakter”, kata mantan CEO gojek ini berdasarkan pantauan di laman pemberitaan beberapa tahun lalu.
Selanjutnya, Ujian Nasional (UN) diganti dengan Kebijakan Asesmen Nasional (AN) dengan tujuan untuk mendorong mutu pembelajaran dan hasil belajar siswa. Kemendibud mengeluarkan Kebijakan Asesmen Nasional (AN) yang dirancang tidak hanya sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (UNBK). Asesmen Nasional (AN) ini nantinya tidak lagi mengevaluasi pencapaian siswa secara individu tapi memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
Asesmen Nasional (AN) ini terdiri dari tiga bagian yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar. AKM sendiri dirancang untuk mengukur pencapaian belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Karena kemampuan literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang berdampak pada mata pelajaran lain yang diajarkan kepada siswa kita. Sementara Survei Karakter dirancang untuk mengukur pencapaian siswa dari segi belajar sosial emosional yang akan menghasilkan Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan pada Survei Lingkungan Belajar ini nantinya Kemendikbud akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.
Oleh karena itu, para orang tua serta guru tidak perlu cemas dengan Asesmen Nasional (AN) ini, karena AN sangat berbeda dengan UN. AN sama sekali tidak memberikan konsekuensi apapun kepada siswa, baik dalam hal nilai rapot, kelulusan maupun Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Bahkan orang tua siswa pun sebenarnya tidak memerlukan bimbel khusus untuk Asesmen Nasional (AN) ini.
Adapun persiapan yang dilakukan menjelang pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) yang akan digelar pada bulan Oktober mendatang, seperti adanya simulasi dan geladi bersih. Tujuannya adalah untuk melihat kesiapan sekolah, serta mengetahui apakah server pusat dapat mengakomodir pelaksanaan ANBK 2021 secara optimal atau tidak.
So, Let’s say ANBK we are ready!
Ditulis Oleh:
Kurniaty Lestari, S.Pd, Gr.
(Wakil Kepala SMP Bid. Kurikulum)
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang