Oleh : Ardi, S.Ag (Guru Tahfidz SMP)
Tak dapat disangkal. Kita akan mendapati banyak siswa di Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang yang memiliki prestasi. Salah satunya seorang siswi yang menjadi pemenang dalam lomba hafalan juz 29 yang bernama Keisha Julian Hasugian.
Disamping memperoleh juara, ia juga memiliki hafalan Al-Qur’an sebanyak 5 juz. “Menghafal Al-Qur’an maka akan lebih mudah memahami pelajaran di sekolah dan melatih daya ingat.” ungkap sederhana Keisya ketika ditanya alasannya menghafal.
Dari jawaban itu dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an tidak menjadikan seseorang terbelakang di dalam dunia pendidikan, justru dengan menghafal Al-Qur’an seseorang lebih mudah mencapai kesuksesan akademis lainnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Qomar ayat 17 yang artinya “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari, maka adakah orang yang mengambil pelajaran.”
Membaca Al-Qur’an merupakan suatu ibadah yang sangat besar pahalanya dan suatu amalan yang sangat dicintai Allah SWT. Oleh karena itu, seyogyanya seorang yang beriman untuk dapat membaca serta mentadabburi maknanya agar hidup menjadi tenang dan lebih bermakna.
Ketika seorang muslim telah senang dan gemar membaca Al-Qur’an, tentunya timbul himmah (semangat) yang besar untuk dapat memahami, menghafalkan dan mengamalkan isi yang ada di dalam Al-Qur’an. Seseorang yang sudah bertekad untuk menjadi penghafal Qur’an sejatinya dia sudah bertekad untuk menjadi orang yang termasuk di dalam pilihan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda:
ان لله اهلين من الناس قالوا : يارسول الله , من هم ؟ قال : هم اهل القران , اهل القران وخاصته
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai keluarga di antara manusia”, para sahabat bertanya, Siapakah mereka ya Rasulullah? “Rasul menjawab” para ahli Al-Qur’an. Mereka keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.
Melalui hadist ini dapat dipahami begitu mulianya derajat orang yang dekat dengan Al-Qur’an. Sekarang pertanyaannya, maukah kita termasuk dalam golongan itu?
Keinginan dapat tercapai dengan maksimal bila dilandasi dengan prosedur yang tertata rapi, begitupun juga dengan kesuksesan, seorang tidak akan mencapai suatu kesuksesan kecuali telah melalui proses yang begitu berat, termasuk juga dengan menghafal Al-Qur’an. Seorang tidak akan bisa menjadi hafidz Qur’an kecuali dia telah melalui proses yang begitu besar.
Tips menghafal Al-Qur’an khususnya bagi pada peserta didik Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palemnang dan umumnya pada siapa pun yang ingin menjadi penghafal Al-Qur’an terkhusus di era pandemi ini, sebagai berikut:
Niat adalah tonggak awal yang harus dilakukan ketika kamu ingin melakukan semua pekerjaan, pekerjaan yang mubah (sehari-hari) bisa dihitung ibadah jika kamu mempergunakan hatimu dengan berniat yang baik, apalagi jika kamu sedang beribadah dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah, maka pahalanya sangatlah besar hanya Allah yang mengetahuinya, yang paling terpenting jika kamu menggunakan niat-niat yang bagus ketika kamu menghafal Al-Qur’an, maka pahalanya lebih hebat lagi. Berikut beberapa niat yang harus kamu lakukan ketika dalam menghafal Al-Qur’an:
Itulah salah satu dari contoh niat-niat yang dapat dilakukan. Jika kita ingin menambahkan niat-niat di atas maka hal tersebut lebih baik.
Sikap optimisme merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Sikap ini salah satu hal yang sangat penting dimiliki jikalau engkau telah berniat yang baik untuk menghafal Al-Qur’an, sikap optimis pun akan mengubah suatu hal yang mustahil menjadi nyata, sebagaimana perkataan ulama:
همة االرجال تهدم الجبال
Artinya:
“Semangat seorang itu dapat menghancurkan gunung.“
Pesan ini mengandung pelajaran, sesulit apapun suatu urusan jika dilandasi dengan sikap optimisme akan berbuah hasil yang baik. Begitupun dengan mengahafal Al-Qur’an. Sesulit apapun ayat yang dihafal, perlahan lahan ayat demi ayat dihafal dengan hati yang senang. Mudah-mudahan diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam menghafalkan semuanya.
Mengatur waktu dalam menghafal merupakan salah satu strategi untuk dapat mencapai hafalan dengan maksimal. Secara umum biasanya waktu yang tepat dalam menghafal al-Qur’an yaitu ketika bangun dari tidur, tepatnya setelah melaksanakan shalat tahajud dan setelah shalat lima waktu.
Namun ada juga sebagian orang yang menghafal tidak memiliki waktu yang khusus. Mereka menghafal jika timbul niat untuk menambah hafalan. Kesimpulan, seharusnya penghafal Qur’an harus memilih satu waktu yang khusus secara istiqomah (terus-menerus) dalam seharinya agar ia dapat menargetkan kapan selesai hafalan Al-Qur’annya. Hal demikian dapat menjadi acuan pada dirinya untuk dapat menyelesaikan target hafalan Al-Qur’annya.
Terkadang motivasi dapat mencul ketika melihat teman yang memiliki prestasi, hal itu dapat menjadi perbandingan bagi kita. Kesuksesan dapat diraih oleh siapa pun karena Allah SWT memberikan kepada semua manusia akal. Akal itu tergantung manusia itu sendiri dalam mempergunakannya. Ketika timbul pemahaman tersebut, maka seorang tidak akan menjadi pesimis di dalam menjalankan kehidupa. Justru ia akan selalu merasa optimis dalam menjalankan kehidupan.
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang