Oleh:
Endang Ridhayani, S.Sos., S.Pd. (Guru PG/TK Islam Al-Azhar Cairo Palembang)
Sebagian kita mungkin pernah tahu bahkan menyaksikan serial drama Indonesia yang ditayangkan pada tahun 1996. Lirik jalur suara (soundtrack), “Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga…” Yaps. Lagu ‘Harta Berharga’ yang merupakan OST “Keluarga Cemara” ciptaan Arswendo Atmowiloto sempat kembali booming dan menjadi trending nomor 3 setelah diunggah di penghujung tahun 2018 (Sonora.ID).
Pada kesempatan ini, kita bukan membahas mengenai film Keluarga Cemara melainkan pesan moral tentang pentingnya keutuhan sebuah keluarga terlepas dari sisi diferensiasi kepercayaan yang dianut.
Berdasarkan Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, bab I pasal 1 ayat 6 pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).
Sebuah keluarga dapat dikatakan organisasi kecil dalam membentuk pembiasaan dan pembangunan karakter generasi bangsa. Oleh karena itu, peran dan fungsi keluarga sangat penting dilakukan.
Peran dan fungsi keluarga tidak hanya sebatas menyediakan sarana tempat tinggal melainkan sarana sosialisasi dalam berinteraksi sosial antar anggota keluarga ataupun lingkungan, memberikan nilai-nilai pendidikan agama, moral, norma, keterampilan, pemenuhan kasih sayang dan sebagainya.
Kebutuhan-kebutuhan ini sering dinamakan Maslow sebagai teori kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai suatu hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.[1]
Ada lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa lepas dari bahaya, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Bila kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa lepas dari bahaya telah terpenuhi, muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.
Jika peran dan fungsi keluarga dilakukan dengan baik akan memberikan rasa kenyamanan, keamanan, keharmonisan, saling membutuhkan, saling menghargai, saling melengkapi dan mencintai sehingga dapat mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Pemenuhan rasa kasih sayang sejalan dengan salah satu teori kebutuhan. Untuk itu, PGTK Islam Al-Azhar Cairo Palembang berupaya memberikan yang terbaik dalam mendidik dan membimbing peserta didik menjadi pribadi yang berakhlak baik serta mengembangkan keterampilan peserta didik dari berbagai aspek.
Kegiatan yang telah dilakukan salah satunya adalah dalam kegiatan puncak acara FAMILY DAY yang telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 September 2021 via zoom di PGTK Islam Al-Azhar Cairo Palembang yaitu peserta didik dari tingkat PG (Playgroup), TK A dan TK B membuat kartu ucapan pop up. Hasil karya tersebut diberikan kepada anggota keluarga mereka di rumah seperti ayah, ibu, adik, kakak, nenek, kakek.
Pemberian kartu ucapan itu sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang peserta didik terhadap keluarga yang mereka cintai. Hasil karya dari tangan-tangan mungil mereka kemudian didokumentasikan dan diupload melalui kanal instagram sekolah @pgtkislamalazharcairoplg.
Kegiatan Family Day merupakan salah satu kegiatan dari sederet kegiatan yang positif karena dapat menjadi wadah silaturahim, bersosialisasi dan komunikasi dalam menjaga kerukunan keluarga. Semoga kegiatan-kegiatan PG-TK Al-Azhar Cairo Palembang selalu mendapat berkah dan ridha dari Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.
Saya selaku penulis mohon maaf jika banyak terdapat kekeliruan maupun kesalahan. Tak Ada Gading yang Tak Retak. Demikian semoga dapat menginspirasi teman-teman dan menghargai setiap moment keluarga. Ada ungkapan indah mengenai keluarga yaitu BAITI JANNATI yang artinya keluargaku adalah surgaku. Jadikan keluarga bagaikan surga di dunia.
Referensi
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang