Bu Revie dan Anak-Anak Istimewa

Oleh: Revie Juniarti, M.Pd. (Guru SD Islam Al-Azhar Cairo Palembang)

Episode 1 : Ada huruf menari-nari

Di dalam ruangan yang berwarna-warni itu. Ada guru wanita yang sedang kelelahan. Keringatnya bercucuran, jilbabnya basah, dan matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Hari itu hari kesepuluh ia dinobatkan menjadi guru sd. Ia mengajar kelas satu. Sudah hampir putus asa ia membujuk 2 anak yang tak mau turun dari mobil. Mereka terlihat enggan untuk melangkah masuk ke kelas. Dengan berat hati, ia persilahkan kedua orang tuanya untuk masuk belajar di kursi belakang. 

Mulailah ibu guru mengajarkan huruf, mengeja suku kata. Satu murid sudah menangis dengan merdu. Murid itu laki-laki, ia berteriak “Bu hurufnya menari-nari, bergerak-gerak, Aku pusing membacanya” Ibu Revie seolah-olah menangkap ada yang ganjil. Ia bertanya dalam hati “Apakah anak ini disleksia?”, “Apakah ini yang dinamakan disleksia?” murid tadi tetap menangis sambil meringis. Suaranya agak lebih pelan karena ia mungkin sudah merasa malu. Seisi kelas fokus kepadanya. Mungkin ia dianggap teman-temannya “Anak aneh yang bisa melihat huruf terbang atau anak ajaib yang bisa melihat hal-hal mistis”. 

“Baiklah, anak-anak kita mulai membaca cerita, anak-anak dengarkan ibu terlebih dahulu” ujar Bu Revie. Tiba-tiba di pojokan kelas, ada anak yang menangis. Ia menagis setiap melihat tulisan di papan tulis. “Hah, apalagi ini? Apakah satu lagi anak di kelas ini yang disleksia?” Kali ini anak perempuan, setelah dicek matanya, tidak ada debu ataupun hewan kecil di dalamnya. Anak itu tetap saja menangis dan tidak  mau belajar sampai akhir pelajaran. 

Ibu Revie berupaya untuk tenang. Ketika pulang sekolah, ia menahan kedua anak tersebut. Dengan penuh hai-hati, ia bertanya. “Nak apakah benar, kamu melihat huruf-huruf ini terbang?” ujar Bu Revie penasaran. Anak laki-laki itu pun menjawab “Hmmm iya bu hurufnya terbang, terbalik, dan saling menempel” “Huruf yang terbalik huruf apa? B dan D, begini bentuknya, ibu guru menuliskan kedua huruf tersebut?” “Iya Bu” jawab anak itu dengan yakin. “Yang menempel? N dan G? N dan Y? “Saya gak tahu bu, saya tidak bisa ingat huruf apa-apa? Ibu guru menyuruh, anak tersebut menulis dari A sampai Z tapi tak disangka satu huruf pun ia tak bisa, badannya berkeringat dingin sambil menahan tangis. 

Murid yang kedua, bisa menulis sampai A dan Z, tanpa salah sedikit pun. Bu guru langsung menelpon orang tuanya supaya mengecek mata anak tersebut ke dokter. Sepertinya mata anaknya mengalami gangguan. Alhasil setelah di cek. Murid perempuan tadi terdeteksi minus. Ibu guru bisa tenang, ia bisa fokus dengan anak murdinya yang laki-laki. 

Keesokan hari, setelah pulang sekolah, ia mendiskusikan kejadian di kelas tadi dengan orang tua murid. Ia merasa tertantang untuk mengajari anak muridnya membaca. Orang tuanya pun mengizinkan untuk memberikan tambahan membaca kepada anaknya. Mulailah ia menggali kesukaan muridnya apa? Dari hobi, makanan, sampai pemain bola kesukaannya. Kemudian ia menggambar huruf Alphabet dan memberikan ciri yang mudah diingat oleh muridnya.

A : seperti Menara Eiffel, (Zinedine Zidane, tau kan?)

B : seperti kaca mata ( Bakso, enak banget)

C : seperti bulan sabit ( Terang kalau di malam hari)

O : seperti bola (suka sepak bola, nanti boleh main di lapangan)

Ibu guru membuat kartu seperti ini, sampai Z. Dengan penuh perjuangan, semangat, dan pantang menyerah lambat-laun sang murid sudah mulai bisa membaca suku kata.

Tidak  mudah memang mengajarkan anak ini membaca, metode yang dibuat berdasarkan kasus yang pernah dialami, dan butuh waktu sekitar 3 bulan untuk membuat anak ini lancar membaca.

MasyaAllah, anak murid ini benar-benar semangat ketika belajar membaca. Sekarang ia sudah duduk di bangku SMP. 

Ada rasa yang luar biasa menggema di dalam dada ketika murid kita bisa melahap apapun yang kita berikan.

Ada rasa haru, dimulai dengan kesedihan diakhiri dengan kebahagian.

Ada rasa tak percaya, anak yang menangis melihat huruf kini telah lancar membaca.

Views All Time
Views All Time
701
Views Today
Views Today
1

Post comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang

WhatsApp WhatsApp us