Oleh:
Marjuna, S.Pd.
Guru SD Islam Al-Azhar Cairo Palembang
Saat ini pembelajaran di sekolah sudah sangat berbeda dengan zaman dahulu. Mungkin dahulu guru dan anak-anak sekolah dengan bebasnya pergi ke sekolah tanpa ada banyak tantangan. Dulu tantangannya mungkin hanya sekedar tidak ada transportasi atau kendaraan untuk menuju sekolah sehingga harus ditempuh dengan berjalan kaki, bersepeda, bahkan ada juga yang menggunakan perahu. Semua yang mereka lakukan hanya demi mendapatkan ilmu dan pendidikan dari sekolah.
Berbeda jauh dengan saat ini, banyak sekali aktivitas yang tidak menyangka untuk pergi keluar rumah pun menjadi momok bagi kita karena adanya virus covid-19 ini, termasuk untuk pergi ke sekolah. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekolah yang melakukan pembelajaran yang dilakukan secara online ataupun daring. Khususnya di kota besar di Palembang ini.
Untuk saat ini pengalaman pertama bagi saya mengajar anak-anak dari jarak jauh (online) di Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang saat yang sudah hampir masuk kurang lebih 2 tahun melakukan pembelajaran secara online.
Selama pembelajaran online berlangsung saat ini pemerintah juga sudah mencoba untuk mengembalikan aktivitas belajar mengajar dengan bisa tatap muka langsung. Namun tidak semua sekolah bisa melakukan tatap muka tersebut karena pemerintah atau dari dinas pendidikan juga memberikan banyak syarat dan ketentuannya supaya sekolah tersebut bisa melakukan tatap muka.
Alhamdulillah, SD dan SMP Islam Al Azhar Cairo Palembang sudah melakukan tatap muka walaupun hanya beberapa saja siswa yang bisa. Hal ini dikarenakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) disa dilakukan jika anak mendapatkan persetujuan dari orang tua murid yang bersangkutan. Sekolah tentunya sudah menyiapkan ketentuannya, diantaranya seperti tetap menjaga jarak ketika belajar, memakai masker, dan mempersiapkan peralatan seperti washtafel dan menyediakan handsaniter di setiap pintu kelas.
Dalam pembelajaran online banyak juga suka duka yang dialami para guru, murid dan orang tua. Namun semuanya bisa berjalan dengan baik atas kerjasama yang sudah dilakukan oleh semua pihak sekolah dan orang tua. Sungguh pandemi ini benar membawa perubahan. Selama pembelajaran online harusnya tidak dipahami sebatas konsep atau perangkat teknis saja, melainkan sebagai cara berpikir, sebagai paradigma pembelajaran.
Pembelajaran online bukan metode untuk mengubah belajar tatap muka dengan aplikasi digital, bukan pula membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari. Pembelajaran secara online harusnya mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan, menghasilkan karya, mengasah wawasan dan ujungnya membentuk siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Dari tantangan-tantangan selama masa pandemi ini, kita harus berani melangkah untuk menjadikan pembelajaran online sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita.
Ada beberapa langkah yang dapat menjadi renungan bersama dalam perbaikan sistem pendidikan kita khususnya terkait pembelajaran daring;
Pertama, semua guru harus bisa mengajar jarak jauh yang notabene harus menggunakan teknologi. Teknologi yang digunakan bisa dari HP, Ipad, dan laptop. Semua teknologi ini dapat mempermudah pembelajaran dan proses mengajar dari jauh dan guru pun harus mempersiapkan media pembelajaran untuk anak-anak yang berada di rumah masing-masing.
Kedua, pemakaian teknologipun juga tidak asal-asalan. Ada ilmu khusus agar pemanfaatan teknologi dapat menjadi alat mewujudkan tujuan pendidikan, yakni Teknologi Pendidikan (TP). Pembelajaran online tidak hanya memindah proses tatap muka menggunakan aplikasi digital, dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk. Ilmu teknologi pendidikan mendesain sistem agar pembelajaran online menjadi efektif, dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan secara khusus.
Prinsip-prinsip pemanfaatan teknologi yang harus menjadi acuan guru dalam memanfaatkan teknologi, yakni mampu menghadirkan fakta yang sulit dan langka ke dalam kelas, memberikan ilustrasi fenomena alam dan ilmu pengetahuan, memberikan ruang gerak siswa untuk bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi antara siswa-guru dan siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa henti.
Namun sangat sedikit guru yang memahami prinsip-prinsip di atas. Hal ini menuntut stakeholder terkait utamanya para pengembang teknologi pembelajaran harus lebih banyak berinovasi dan mencari terobosan pembelajaran di masa darurat seperti Covid-19 saat ini.
Ketiga, pola pembelajaran daring harus menjadi bagian dari semua pembelajaran meskipun hanya sebagai komplemen. Intinya supaya guru membiasakan mengajar online. Pemberlakuan sistem belajar online yang mendadak membuat sebagian besar pendidik kaget. Ke depan, harus ada kebijakan perubahan sistem untuk pemberlakuan pembelajaran online dalam setiap mata pelajaran.
Guru harus sudah menerapkan pembelajaran berbasis teknologi sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi. Inisiatif kementerian menyiapkan portal pembelajaran daring Rumah Belajar patut didukung meskipun urusan daring saat covid-19 yang memaksa siswa dan guru menjalankan aktivitas di rumah tetap perlu dukungan penyedia layanan daring yang ada di Indonesia.
Empat, guru harus punya perlengkapan pembelajaran online. Peralatan TIK minimal yang harus dimiliki guru adalah laptop dan alat pendukung video conference. Indonesia mengalami banyak perubahan dan mendapatkan banyak tantangan dari Covid-19 ini, yang membuat kita semua harus bersama-sama saling menjaga dan tentu melakukan perubahan.
keempat isu penting di atas akan menjadi penentu seberapa cepat kita akan mampu meratakan kurva kecemasan siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan kita semua.
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang