Oleh:
Riza Yoga Indriani, M.Pd
Perkembangan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan pada abad ke-21 dengan peluang dan tantangan yang baru dalam menghadapi perubahan metode pembelajaran konvensional ke metode pembelajaran modern yang berinovasi, interaktif, dan diperkaya dengan teknologi terutama di masa pandemi.
Peranan guru dalam menggunakan teknologi sangat penting dengan tujuan untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi abad ke-21 bahkan pada anak usia dini sebagai langkah awal pendidikan dengan tujuan untuk mendorong dan menarik minat anak untuk belajar.
Namun, di era digital ini masih banyak guru yang dengan santainya datang ke sekolah hanya untuk menuntaskan kewajibannya dengan hanya “mengajar” dengan buku paket digenggaman dan menggunakan metode mengajar konvensional untuk menghadapi generasi milenial yang ada di dalam kelas. Sedangkan sistem konvensional itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang menjadi tantangan seorang guru untuk memiliki 4C skills di abad ke-21 yaitu communication, collaborative, critical thinking, and creativity (Kemendikbud, 2019).
Apakah kita sebagai seorang guru sudah merasa cukup puas dengan pembelajaran yang sistemnya hanya DDPP alias datang, duduk, pidato, lalu pulang? Bagaimana dengan penerapan teknologi dan 4C skills sebagai tuntutan di era digital seperti sekarang ini? Apakah tidak perlu di asah dan dijelajahi?
Jika semua guru sudah merasa cukup ilmu dengan hanya sekedar mengajar secara konvensional, akankah peran kita sebagai seorang guru akan digantikan oleh “one touch system” pada layar gawai masing-masing? Semua pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh diri kita masing-masing.
Apakah kita tetap akan selalu berfikir tradisional yang pastinya akan selalu tertinggal, ataukah kita akan selalu meningkatkan kemampuan diri agar mampu bersaing di era global ini. Seperti halnya Rasulullah SAW menganjurkan agar selalu menuntut ilmu sepanjang hayat untuk menjadikan seseorang yang berwawasan luas serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”
Dengan demikian, sebagai langkah pertama agar guru bisa meng-upgrade diri di era globalisasi ini adalah dengan menyadari dan memahami bahwa tantangan yang dihadapi saat ini adalah generasi milenial yang mempunyai kemampuan untuk mengakses informasi. Informasi apapun secara tak terbatas dalam waktu yang relatif cepat dan singkat, bahkan sejak dari dalam kandungan.
Misalnya, secara tidak langsung orang tua sudah memperkenalkan teknologi dan fungsinya seperti pada saat mendengarkan lantunan ayat suci al-qur’an atau mendengarkan musik instrumental dari gadget orang tua yang diputar dari aplikasi youtube kepada calon buah hati. Hal ini terjadi tidak terlepas dari semakin pesatnya perkembangan teknologi.
Langkah kedua yaitu menemukan dan menerapkan berbagai pendekatan, metode, dan bahan ajar yang kreatif dan inovatif agar dapat menunjang pembelajaran untuk menghadapi generasi milenial. Namun di era digital seperti sekarang ini, buku, diktat, atau kamus yang mempunyai bahkan semilyar kosa kata sekalipun bukan menjadi pedoman yang utama.
Penggunaan berbagai aplikasi pendidikan seperti Rumah Belajar Kemdikbud, Ruang Guru, Brainly, Zenius, atau bahkan berbagai aplikasi dari Google seperti Google Classroom, Google Meet, Google Zoom serta aplikasi untuk pembuat video pembelajaran seperti Kinemaster, Filmora, Inshot, Videoshow untuk menunjang proses pembelajaran secara virtual terutama di masa pandemi.
Keantusiasan anak menonton video pembelajaran
Di sisi lain, menciptakan nuansa yang menyenangkan dalam belajar serta menumbuhkan nilai-nilai karakter bagi anak usia dini bukan perkara yang mudah terutama secara virtual. Dalam kondisi ini, guru bukan hanya menjadi “a source of knowledge” melainkan berperan juga sebagai motivaor, counsellor, facilitator, and innovator (Kakoti, 2020). Oleh karena itu, guru juga harus aktif melakukan self improvement. Salah satunya adalah dengan saling meng-upgrade diri dengan teknologi agar dapat beradaptasi di era milenial. Seperti halnya guru-guru PG-TK Islam Al Azhar Cairo Palembang yang saling mengasah dan bersinergi dalam pelatihan pembuatan video pembelajaran yang menarik, unik, kreatif, dan inovatif dengan menggunakan aplikasi kinemaster agar anak usia dini pun merasa antusias dan tidak bosan menonton video pembelajaran yang diciptakan sendiri oleh guru-guru setiap harinya.
Pelatihan guru pembuatan video pembelajaran menggunakan aplikasi kinemaster
Oleh karena itu, jelajahi teknologi dan lakukan self improvement dengan baik. Semangat membuat terobosan. Think Different. Jangan takut untuk membuat terobosan terbaru dengan teknologi karna kitalah yang harus memanfaatkan teknologi bukan dimanfaatkan oleh teknologi.
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang