Oleh:
Muhammad Rizky, Lc.
Guru Tahfizh SD Islam Al-Azhar Cairo Palembang
Sebagai seorang muslim merupakan suatu keharusan untuk senantiasa mempelajari, mengkaji dan mengaplikasikan Al-Quran dalam setiap tindakan sehari-hari. Al-Quran merupakan pedoman hidup, sumber dari segala macam ilmu, kunci dari semua kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Setiap lembarnya mampu menggugah jiwa laksana air mata ketaatan yang mampu membasahi jiwa yang kering dan syaraf ketaatan yang mati suri.
Rasulullah pun bersabda, ”Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu pada hari Kiamat akan memberikan syafa’at kepada pembacanya” (HR. Muslim). Syafa’at disini dapat diartikan sebagai sebuah bantuan untuk menambal apabila amal ibadah kita belum mencukupi untuk menyelamatkan kita dari siksaan maka bacaan Al-Quran mampu menjadi penambah bagi kekurangan tersebut. Selain itu dikatakan pula bahwa “Orang terbaik dari kamu ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR al-Bukhari). Begitu banyaknya keutamaan Al-Quran maka akan sangat merugi jika seorang muslim enggan membaca Al-Quran atau merefleksikan maknanya.
Agar Al quran terpatri di dalam jiwa tentunya haruslah mencintai Al-Quran. Rasa cinta ini akan semakin mudah mengakar di dalam jiwa jika kita tanamkan sedini mungkin . Harapannya agar nanti setiap anak mampu menjadi pemuda pemudi yang hatinya selalu disinari Islam. Pemuda pemudi yang selamat dunia akhirat.
Rasulullah pun juga selalu menganjurkan untuk memberikan pengajaran kepada anak sejak dini seperti dalam hadist, “Siapa yang mengajarkan kepada anaknya akan diampuni dosanya, dan barangsiapa yang mengajarkannya dengan hafalan di luar kepala, maka Allah akan membangkitkannya kelak dinihari kiamat dengan wajah seperti bulan purnama” (Hadis riwayat Thabhrani, Anas). Ibnu Khaldun seorang sosiolog muslim terkemuka juga mengatakan bahwa mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak adalah lambang Islam, bertujuan untuk meresapkan iman dan meneguhkan akhlak melalui ayat-ayat sucinya dalam hati yang masih kosong dan bersih. Mesti diingat juga bagi setiap orang tua bahwa kesuksesan seorang anak bukan hanya dinilai dari kemampuan kognitifnya tetapi dari kekuatan karakter. Sebuah karakter yang kuat tentunya dibangun dari pondasi yang kokoh salah satunya adalah dengan menanamkan Al-Quran.
Mengajarkan Al-Quran pada anak sedini mungkin tentunya akan sangat menguntungkan karena pada usia dini memori mereka masih sangat kuat. Ada banyak sekali penelitian yang menyatakan bahwa perkembangan memori manusia berada di puncak pada saat masa kanak-kanak salah satunya seperti dalam tulisan Diane E. Papalia dan Ruth Duskin Feldman berjudul Perkembangan Manusia bahwa seorang anak di usia dini akan mengalami peningkatan dalam hal kecepatan dan efisiensinya dalam mengolah informasi dan pada usia dini ini pula seorang anak mulai mengalami proses pembentukan memori jangka panjang. Maka dari itu orang tua harus jeli menjadikan ini sebagai benefit and gold chance.
Selain dari memori anak yang masih sangat baik untuk mengingat tentunya mengajarkan Al-Quran sejak dini memiliki tantangan tersendiri. Akan banyak sekali distraksi yang menganggu proses pembelajaran misalnya tayangan televisi, video game, bermain gawai pintar dan lainnya. Sebagai orang tua tentunya harus mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam mempelajari Al-Quran jangan sampai anak merasa terbebani saat belajar Al-Quran. Buatlah mereka jatuh cinta dengan sendirinya.
Adapun caranya misalnya sejak dari dalam kandungan, bayi , balita hingga usia sekarang sudah biasa didengarkan Al-Quran ini akan membantu mereka merecall memory ketika mereka hendak belajar dan menghafal Al-Quran. Terkadang para orang tua merasa bermain gawai pintar dan menonton televisi bisa menjadi sumber gangguan belajar namun sebenarnya jika kita jeli, sumber gangguan tadi dapat kita jadikan metode yang menyenangkan untuk mengajarkan Al-Quran pada anak. Misalnya sekarang banyak sekali aplikasi game yang mengajarkan belajar membaca Al-Quran, , film kartun anak islami yang dalam setiap episodenya menyisipkan ayat-ayat Al-Quran dan hadist, lagu -lagu islami . Ditambah lagi ada banyak komik tentang tajwid, flash card huruf hijaiyah dan berbagai surat, buku cerita interaktif yang kisahnya bersumber dari Al-Quran. Dengan begitu belajar Al-Quran akan terasa menyenangkan bagi mereka. Seperti kata Dr. Nashiruddin Idris Jauhari dalam bukunya Ilmu Ashwat disebutkan bahwa anak-anak mengingat sesuatu yang dia rasa menarik dan menyenangkan.
Jika para orang tua sudah mampu menciptakan suasana belajar Al-Quran yang menyenangkan maka saat belajar pun orang tua harus bersabar jangan terlalu menuntut anak anda untuk bisa hafal dan membaca Al-Quran dalam waktu yang singkat. Para orang tua harus menghargai proses belajar anak karena setiap anak istimewa mereka punya kemampuan masing-masing, jangan menuntut mereka menjadi prodigy. Berikan reward apabila mereka mampu mengikuti arahan anda saat belajar Al-Quran dengan baik. Reward tak harus hadiah, pujian dan pelukan orang tua merupakan booster belajar yang luar biasa untuk anak. Sebaliknya jika anak belum mampu mengikuti belajar dengan baik semangati mereka agar willpower mereka tumbuh. Serta harus menananamkan growth mindset bahwa kemampuan mereka saat ini bisa berkembang asal rajin berlatih dan sebaliknya harus membuang fixed mindset yaitu cenderung menganggap dirinya memang punya kemampuan terbatas tidak bisa berubah walau latihan terus.
Kemudian harus menanamkan dasar kepada anak-anak bahwa dengan belajar dan menghafal Al-Quran mereka akan banyak sekali mendapat keuntungan misalnya seperti mendapat syafa’at pada hari kiamat, mendapatkan berbagai kemudahan di dunia dan akhirat. Bahkan tak terbayang rasanya seandainya mereka ditanya kenapa ingin belajar Al-Quran mereka menjawab untuk menghadiahkan mama papa mahkota di surga kelak. Selain itu agar proses mengenal Al-Quran ini berjalan baik maka harus memiliki waktu Al-Quran di rumah bersama keluarga misalnya minimal satu kali seminggu harus membaca Al-Quran bersama.
Seperti sebuah quote dari Muhammad Ali, “ Aku benci latihan, namun aku berkata ‘jangan menyerah’. Menderita dahulu, lalu jalani hidupmu sebagai juara”. Begitu juga mungkin yang dirasa sebagian orang tua bahwa cukup penuh tantangan untuk mengenalkan Al-Quran pada anak namun anda jangan menyerah karena akan sangat bahagianya anda saat mendengarkan anak anda mampu membaca dan menghafalkan Al-Quran. Karena sesungguhnya dibalik kesusahan selalu ada kemudahan.
Semangat mengajarkan Al-Quran pada anak. Semangat mengantarkan mereka menuju keselamatan dunia akhirat 🙂
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang