Oleh:
Hikma Hidayati, S.Pd.
Guru Bahasa Inggris SD Islam Al-Azhar Cairo Palembang
Terealisasinya Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas bagi sebagian besar kalangan yang terlibat dalam dunia pendidikan seperti guru, orang tua murid dan juga bagi peserta didik di setiap jenjang merupakan sebuah harapan yang besar.
Pasca keluarnya pernyataan dari Walikota Palembang yang dilansir dari Harian Kompas.com, Senin 6 September 2021, PTM Terbatas semakin gencar direalisasikan. Keputusan tersebut dibuat setelah dinyatakan bahwa Pandemi Covid-19 di kota Palembang telah mereda.
Pembukaan PTM Terbatas ini dilakukan secara bertahap sesuai evaluasi dari tim Satgas Covid-19 dengan kunjungan pengecekan kesiapan setiap sekolah. Pengecekan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap sekolah sudah melakukan persiapan yang matang terkait wacana PTM Terbatas ini.
Beberapa kesiapan yang menjadi pertimbangan utama adalah lingkungan sekolah yang mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Seperti, tersedianya tempat mencuci tangan beserta sabun yang memadai, alat pengecekan suhu tubuh yang akurat, hand sanitizer, ruang belajar yang kondusif, serta warga sekolah seperti guru, staff dan karyawan yang telah lebih dahulu melakukan vaksinasi.
Semua hal tersebut menjadi faktor utama yang tidak bisa ditawar agar terealisasinya pelaksanaan PTM Terbatas ini. Tentunya semua persiapan itu telah dilakukan oleh setiap sekolah baik negeri maupun swasta, termasuk Sekolah Dasar Islam Al Azhar Cairo Palembang.
Mengacu pada SOP PTM Terbatas dari Dinas Pendidikan yang menjadi tolak ukur dalam melakukan segala persiapan termasuk persiapan utama yang bersifat urgensi antara lain ruang kelas yang kondusif dan mematuhi protokol kesehatan (Prokes), seperti tata letak kursi dan meja belajar siswa yang mematuhi standar dengan mempertimbangkan jarak duduk antar siswa juga guru.
Tak kalah penting lagi adalah peraturan tertulis yang harus siswa dan guru patuhi selama kegiatan pembelajaran dimulai. Seperti, kegiatan pembelajaran yang sepenuhnya dilakukan di dalam kelas, tidak adanya kontak fisik antara siswa maupun antar guru dan siswa, tidak diberlakukannya kegiatan istirahat di luar kelas atau ke kantin yang artinya siswa diharuskan membawa bekal makanan dan minuman di rumah.
Ruang kelas steril dengan dilakukannya pembersihan dan penyemprotan desinfektan sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar. Dengan kesepakatan akan peraturan baku ini maka, warga sekolah terutama guru harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru tersebut.
Di lain sisi, kesiapan mental guru dalam menghadapi PTM Terbatas ini juga menjadi faktor utama yang tak boleh diabaikan. Ilmu yang kurang lebih selama dua tahun ini disampaikan oleh guru kepada peserta didik melalui sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan komunikasi terbatas dan hanya menatap siswa dari sebuah layar elektronik, kali ini akan tersampaikan langsung dengan tatap muka oleh guru kepada peserta didiknya.
Maknanya adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara langsung ini haruslah menghadirkan sinergi yang jauh berbeda dibandingkan pertemuan pembelajaran yang terbatas dalam jaringan.
Kesan peserta didik berupa semangat dan suasana belajar menyenangkan yang disuguhkan oleh guru secara langsung harus lebih mampu mengukir ingatan baik bagi peserta didik sebagai bentuk realisasi tujuan pendidikan Indonesia yang sesungguhnya, yaitu tujuan pendidikan yang bermakna.
Pendidikan yang bermakna ini tidak hanya dapat ditafsirkan sebagai pendidikan yang menanamkan kesan seumur hidup bagi peserta didik, namun juga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memiliki capaian-capaian atau target tertentu yang harus dipenuhi.
Tak dapat dipungkiri Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia, membawa dampak besar dalam bidang pendidikan. Pandemi ini telah mengubah berbagai kebiasaan bahkan peraturan yang berlaku dalam proses pembelajaran.
Sebuah data dari OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) yang dilakukan pada awal pertengahan Mei menunjukkan kemajuan pembelajaran siswa mengalami krisis yang kuat, terutama di sekolah-sekolah di daerah penghasilan rendah. Dampak besar inilah yang dimaksud sebagai kehilangan capaian pendidikan atau lebih dikenal dengan learning loss.
Permasalahan hilangnya capaian belajar atau pendidikan ini tak hanya dialami oleh siswa namun juga sebagian besar guru yang kehilangan capaian mengajarnya. Karna itu, sikap dan pemikiran optimis akan terealisasinya tujuan dan capaian pendidikan itu di tengah pelaksanaan PTM Terbatas ini harus tetap ada.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan bisa menjadi tips terutama bagi guru dalam kegiatan PTM Terbatas ini antara lain:
Hal tersebut merupakan hal utama yang harus dilakukan. Komunikasi yang baik dan tepat antara guru dengan orangtua murid terkait menymapaikan informasi-informasi penting mengenai hal-hal yang harus disiapkan, termasuk mengenai peraturan bagi siswa dan guru dalam PTM Terbatas sebagai pembiasaan baru lagi setelah kurang lebih dua tahun ini dilaksanakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Meski tetap melaksanakan Prokes yang ketat hal tersebutt tidak membatasi guru untuk menciptakan suasana belajar yang lebih kreatif dan menyenangkan bagi siswa sebagi pelipur rindu mereka akan ritme belajar mereka sebelum masa pandemi. Inovasi belajar ini juga meliputi kepiawaian guru dalam membuat media belajar yang lebih efektif mengingat keterbatasan waktu yang ada selama PTM Terbatas ini.
Hal lain yang juga dapat dilakukan adalah terlebih dahulu mengetahui kondisi psikologis guru sendiri terutama siswa yang sebelumnya sudah terbiasa belajar sendiri di rumah dengan gawainya, namun sekarang sudah harus kembali belajar dan bertemu langsung dengan guru dan teman-teman di kelas.
Dalam hal ini siswa maupun guru diharapkan mampu membuka pikiran dan menumbuhkan semangat dan motivasi yang lebih besar dalam menghadapi realita baru sistem pembelajaran yang nanti akan dihadapi.
Dengan demikian diharapkan pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka Terbatas ini menjadi titik cahaya baru bagi dunia pendidikan dan akan terciptanya pembelajaran yang efektif bagi siswa maupun guru sehingga permasalahan kehilangan capaian belajar dan mengajar atau learning loss dapat berakhir.
Semoga semangat dan sikap optimistis selalu terpatri di dalam hati dan pikiran para pendidik dan peserta didik bangsa ini di segala kondisi.
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang