Oleh:
Fadillah Aryani, M. Pd.
(Guru Bahasa Inggris SD Islam Al Azhar Cairo Palembang)
Setiap jenjang pendidikan memiliki tantangan yang berbeda bagi seorang guru saat mengajar. Kita tidak bisa menyamaratakan sudut pandang dalam mengajar dan mendidik setiap jenjang pendidikan. Hal ini karena level TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi memiliki atmosfer yang berbeda. Kita sebagai seorang pendidik ditantang untuk menaklukkan hal tersebut, dimana pun kita berada.
Alhamdulillah sepanjang perjalanan karir mengajar, sedikit banyak saya pernah mendapat kesempatan merasakan tantangan menghadapi peserta didik di berbagai level pendidikan. Mulai dari anak kecil yang belum hafal abjad hingga orang dewasa yang memoles kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris.
Pendidikan dasar adalah fondasi yang paling penting. Jika kita ingin membangun generasi yang baik, maka fondasinya pun harus ditata dengan baik pula. Jika fondasi tersebut sudah kokoh, maka pengaruh lingkungan tidak akan mudah untuk merusaknya.
Maka dari itu, mendidik anak-anak di jenjang pendidikan dasar harus sedikit lebih ekstra karena tugas guru tidak hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan namun juga harus mengajarkan akhlak, akidah dan kedisiplinan sejak dini.
Namun bukan berarti kita tidak bisa memperbaiki generasi di jenjang pendidikan menengah, hanya saja sedikit sulit untuk mengubah apa yang sudah tertanam dalam pikiran dan jiwa anak remaja.
Saat udara sejuk menyapa, anak-anak semangat datang ke sekolah. Perlahan melangkahkan kaki menuju kelas tercinta lalu mengetuk, membuka pintu dan mengucap salam. Masyaallah, dengan semangat membara dan wajah riang gembira mengekspresikan diri siap untuk belajar di sekolah. Sungguh suasana yang sangat kurindukan.
Bagaikan membuka sekotak krayon warna-warni. Setiap anak memiliki karakter yang unik dan berbeda-beda. Mereka mempunyai warnanya masing-masing. Hal tersebut pun berpengaruh pada gaya belajar mereka.
Tidak semua anak dapat belajar dengan satu gaya belajar yang sama. Sebuah rencana pembelajaran pun kadang tak cukup untuk mengatasinya. Kita harus memiliki rencana A, B, C, D dan seterusnya.
Seperti yang dikatakan oleh Dr. Ivar Lovaas (Psikolog dan Proffesor Universitas California), “If a child can not learn in the way we teach. We must teach in a way the child can learn.” jika sebuah Lesson Plan monoton tidak cocok pada gaya belajar seorang anak, maka seorang guru harus menyesuaikan kegiatan belajar tersebut dengan dunia anak-anak yang saat itu sedang dihadapi.
Beruntungnya lagi, Sekolah Islam Al Azhar Cairo Palembang memberikan fasilitas yang sangat menunjang kreativitas guru dalam mengembangkan kegiatan belajar sekreatif dan seluas mungkin.
Sekolah ini pun mendukung pola mengajar anak-anak agar kedisiplinan, akhlak dan akidah terbentuk dengan baik. Karena hal tersebut adalah hal terpenting namun tersulit yang dihadapi oleh seorang pendidik.
Di sisi lain, karakter anak-anak yang selalu ingin tahu sedikit banyak membantu kegiatan belajar karena mereka akan selalu penasaran dengan hal baru yang dikenalkan oleh gurunya. Namun tetap dengan menggunakan berbagai tak tik dan strategi untuk menarik perhatian mereka.
Tentunya akan lebih baik jika seorang guru yang mendidik pun ikut terjun ke dunia mereka agar lebih memahami warna-warni karakteristik mereka yang unik. Sehingga dapat mendidik dengan hati dan pada akhirnya dapat mentransfer ilmu pengetahuan dengan baik serta membantu mereka membangun kepercayaan diri.
Seperti yang dikatakan oleh Maryln Appelbaum (Psikolog Pendidikan), “The children you teach may not remember you when they get older, but they will always have a part of you inside of them. The part that gave them hope and love and taught them to believe in themselves”.
Anak-anak yang saat ini kita didik dan cintai mungkin akan melupakan kita saat mereka besar nanti. Namun cinta, kasih sayang, pendidikan dan ilmu pengetahuan bermanfaat yang kita berikan akan selalu tertanam di jiwa mereka dan mungkin akan menjadi salah satu sebab penyelamat kita di akhirat kelak.
Because the best teachers educate with their hearts, not just their minds.
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang