Oleh : Hendi, S.Pd.
Koordinator Kurikulum Keagamaan SD
B.F Skinner, seorang tokoh pendidikan aliran behaviorism mengatakan “Lerning is a process of ‘conditioning’ in an environment of stimulus, reward and punishment.” Senada dengan ini, sebenarnya tidak ada istilah excuse dalam dunia pendidikan. Hanya saja memang dibutuhkan effort yang cukup oleh seorang pendidik.
Sebenarnya jauh sebelum kita mengenal teori behaviorism ini, Islam telah dahulu mengajarkan bahwa setiap anak mampu dibentuk sesuai keinginan pembentuknya (anak: dalam hal ini orang tua). Seperti hadits Nabi SAW riwayat Abu Hurairah
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ.
“Setiap anak terlahir dengan fitrah (suci, bersih, seperti kertas kosong) akan tetapi kedua orang tuanya menjadikan (membentuk) dia menjadi seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (H.R Bukhari dan Muslim)
Pendidik dan orang tua melihat dari kedua dalil ini, sepertinya tidak perlu mengatakan bahwa “mungkin anak saya tidak mampu pada pelajaran ini” atau “anak saya lebih cocok dengan pelajaran ini” dan sebagainya. Harus ditanamkan dan diyakini bahwa anak mampu mempelajari mata pelajaran apapun.
Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang sudah menerapkan term dan pandangan ini, terutama pada mata pelajaran Tahfizh. Melalui kurikulum Tahfizh dengan target 10 juz selama studi di sekolah dasar, tanpa membentuk kelas-kelas khusus dan pilihan dalam kegiatan Ekstra Kurikuler. Artinya Tahfizh Al-Quran (menghafal Al-Quran) sudah disetarakan dengan mata pelajaran lain seperti Matematika, Bahasa Inggris dan Mata pelajaran Lainnya.
Melalui metode Talaqqi setiap anak dipastikan mampu menerima hafalan yang diberikan oleh guru. Meski sebagai metode yang klasik, namun paling efektif dan lebih efisien. Karena kualitas hafalan setiap anak dibimbing dan dikontrol langsung oleh pendidik. Metode ini juga dapat digunakan bagi anak yang belum mempunyai kemampuan mumpuni dalam membaca Al-Qur’an.
Sebagai sekolah berbasis keislaman, Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang ingin menunjukkan bahwa setiap anak mampu untuk menerima pelajaran apapun termasuk menghafal Al-Qur’an. Serta menghilangkan semua excuses tentang Al-Quran cuma dapat dihafal oleh orang-Orang tertentu di kalangan tertentu dan di lembaga tertentu. Sehingga membentuk sugesti kepada setiap orang bahwa Al-Quran dapat dihafalkan oleh siapapun.
© 2024 Sekolah Islam Al-Azhar Cairo Palembang